- November 2018
Sejak sekitar tahun 1930-an, jaket bulu (juga disebut jaket puffer atau berlapis) adalah pilihan populer untuk pakaian musim dingin bahkan hingga sekarang karena kenyamanan dan fungsionalitasnya.
Dikenal karena memiliki rasio panas terhadap berat terbaik dari isolator apa pun, bulu menyerupai kumpulan serat halus yang memerangkap dan mempertahankan panas saat dikemas bersama.
Selain sudah menjadi pakaian utama untuk kegiatan olahraga dan outdoor, wajar sekali jika pakaian ini juga telah menjadi kebutuhan utama di musim dingin. Saat ini jaket puffer dipakai baik di dalam dan di luar catwalk dan telah beralih dari pakaian praktis untuk musim dingin menjadi pakaian yang dicintai yang dikenakan oleh selebriti dan ikon gaya. Merek outerwear bulu tradisional bekerja sama dengan rumah-rumah perancang busana untuk menciptakan tampilan yang keren, seperti kolaborasi Moncler baru-baru ini dengan Valentino, yang menginspirasi tren streetwear baru.1
Pengenalan kain yang sebelumnya tidak terkait dengan mantel berlapis membawa tantangan baru pada proses konstruksi. Moncler yang menggunakan beludru berlapis dan setujunya Nanushka terhadap mode berkelanjutan dengan penambahan kulit imitasi vegan ke jaket puffer khusus mereka adalah beberapa contoh bagaimana merek dan produsen belajar untuk menggabungkan gaya dan substansi.1
Terlepas dari kepopulerannya, outerwear jenis ini bisa sulit untuk dirakit karena faktor perakitan dan lingkungan dapat menyebabkan jaket kehilangan isolasi. Saat mengembangkan outerwear bulu, kami merekomendasikan beberapa cara sederhana untuk meminimalkan risiko kebocoran bulu dan dihasilkannya produk yang cacat.
Apa yang harus Anda perhatikan?
Kebocoran bulu akan terlihat di sekitar lubang jarum, sambungan dalam kain, dan terkadang juga di dalam kain itu sendiri. Pembeli akan menilai pakaian di toko-toko dan melihat ulasan produk secara online untuk melihat apakah pembeli sebelumnya telah menyebutkan adanya kebocoran isi dari jaket.
Memiliki jaket dengan jumlah bulu halus lebih banyak dibandingkan bulu biasa dalam penyekatan akan meningkatkan biaya mantel puffer, tetapi juga mengurangi kemungkinan kebocoran bulu. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa quill bulu lebih cenderung menyelinap ke dalam kain.
Terlepas dari apakah mantel bulu dikenakan sebagai ekspresi mode perancang atau sebagai outerwear aktif yang praktis, pembeli mengharapkan produk bermutu yang mampu mempertahankan bulunya. Namun, memperbaiki kebocoran bulu bisa menjadi proses yang rumit.
Mengapa ini terjadi?
Sulit untuk menentukan satu alasan mengapa kebocoran bulu terjadi saat produksi, karena biasanya ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat berbeda di setiap produsen. Misalnya, jika satu pabrik menggunakan kain untuk kulit jaket yang tidak memiliki kemampuan untuk pulih setelah ditusuk dengan benang jahit yang terlalu tebal, lubang jarum yang tertinggal di jahitan akan cukup besar untuk dilewati bulu.
Bekerja sama dengan merek dan pabrik mode utama, pakar teknis di Coats telah mengembangkan solusi untuk penyebab kebocoran bulu paling umum. Ini termasuk produk khusus, seperti Coats Epic AS dan benang Coats Gral AS dengan penyelesaian (finishing) khusus untuk mengurangi penumpukan statis dalam kondisi pabrik kering yang mengurangi penolakan garmen.
Membuat perubahan dalam jenis benang jahit, kecepatan menjahit, mutu pengisian, atau faktor apa pun yang menyebabkan kebocoran isolasi dapat memberikan perbedaan besar dalam produktivitas manufaktur dan pada kesan pembeli segera setelah mereka melihat dan merasakan produk.
Untuk informasi selengkapnya tentang cara meningkatkan mutu outerwear bulu, lihat Solusi Inovatif kami untuk Jaket Bulu.